Fenomena El Nino dan La Nina

Pada wilayah ekuatorial, umumnya memiliki suhu yang hangat sepanjang tahun, kelembapan tinggi, dan curah hujan yang merata dengan sedikit bahkan tanpa musim kering yang signifikan. Contoh negara yang merupakan wilayah ekuatorial di antaranya Brazil, Kenya, Kolombia, Kongo, dan Indonesia.


Musim penghujan sedang melanda Indonesia. Semakin tahun, pergeseran jadwal musim hujan dan kemarau semakin sering terjadi. Terkadang sulit untuk menentukan musim berdasarkan waktu dengan akurat. Hal ini dipengaruhi secara intens oleh perubahan iklim global, deforestasi, dan urbanisasi. Ketiga penyebab tersebut erat kaitannya dengan fenomena yang sudah tidak asing bagi Kawan Laminar, yaitu El Nino dan La Nina.


Fenomena iklim ini, terjadi akibat berubahnya suhu permukaan laut Samudra Pasifik tropis, yang memengaruhi pola cuaca global. El Nino adalah pemanasan suhu permukaan laut di bagian timur dan tengah Samudra Pasifik tropis yang memiliki dampak kekeringan di wilayah Asia Tenggara, Afrika, dan Australia sedangkan di belahan dunia lainnya seperti Amerika Selatan terjadi banjir akibat cuaca hujan yang ekstrem. Selanjutnya El Nino juga menyebabkan gangguan pada sektor perikanan karena menurunnya populasi ikan yang disebabkan oleh berkurangnya nutrien laut.


Lain halnya dengan La Nina, yang merupakan proses pendinginan suhu permukaan laut di wilayah yang sama, yang memberi dampak hujan lebat dan banjir di wilayah Australia dan Asia Tenggara. Di wilayah lainnya seperti Afrika Timur dan Amerika Selatan terjadi kekeringan di waktu yang sama, sedangkan untuk suhu global sendiri menjadi lebih dingin dari biasanya. Kedua fenomena ini sangat berpengaruh terhadap cuaca ekstrem, pola angin, ketahanan pangan, dan ekosistem laut secara global.


Setelah mengetahui lebih dalam terkait fenomena El Nino dan La Nina, dapat dilakukan antisipasi terhadap dampaknya bagi lingkungan, yaitu dengan pendekatan terpadu yang mencakup pemantauan cuaca secara intens, adaptasi sektor pertanian, dan pengelolaan sumber daya air. Masyarakat dan pemerintah bekerjasama menghadapi kesiapan jika terjadi bencana melalui peringatan dini, pembangunan infrastruktur, dan pelatihan masyarakat. Selain itu, diperlukan penerapan kebijakan ramah lingkungan dan teknologi mutakhir untuk meminimalisir risiko serta peningkatan ketahanan terhadap perubahan iklim secara global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *