Hampir seluruh aktivitas manusia di era globalisasi ini dipenuhi dengan barang elektronik. Semakin canggihnya teknologi membuat setiap orang berupaya agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berbagai kemudahan, yang didukung oleh sumber daya listrik. Tahukah Kawan Laminar, apa saja jenis-jenis pembangkit listrik di dunia?
Pertama, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), berasal dari tenaga matahari (surya) yang didapatkan secara alami dan tentunya tidak berbayar, maka PLTS cukup familiar di Indonesia. PLTS ramai digunakan karena banyaknya keunggulan yang ditawarkan yaitu ramah lingkungan, mengurangi ketergantungan pada fosil, menjadi nilai tambah properti secara jangka panjang, fleksibel dari segi pemasangan dan pengembangan teknologi, serta mendapatkan insentif dan subsidi dalam penggunaan PLTS.
Kedua, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), berasal dari panas bumi atau geotermal yang berasal dari inti bumi dan tersimpan dalam bentuk uap air atau air panas di bawah permukaan tanah. Keunggulan PLTP yaitu energi bersih dan terbarukan, ketersediaan stabil sepanjang waktu, pemanfaatan lahan minimal, dan memiliki potensi panas bumi yang besar di Indonesia, terutama di wilayah Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Pemerintah Indonesia mendukung pengembangan PLTP dengan beberapa upaya yaitu penyediaan insentif, penelitian dan pengembangan, bekerjasama dengan perusahaan swasta terkait.
Ketiga, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), merupakan jenis pembangkit listrik yang paling populer digunakan di seluruh dunia. Tenaga listrik diperoleh dari pembakaran bahan fosil seperti minyak, batu bara, atau gas alam. PLTU mengadopsi teknologi yang matang dan operasionalnya relatif efisien dan stabil. Kapasitas besar menjadi keunggulan dalam menghasilkan listrik berjumlah besar, sehingga cocok dalam pemenuhan kebutuhan listrik untuk industri dan perkotaan.
Keempat, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), berasal dari energi kinetik aliran air sehingga tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Aliran air lebih stabil dibanding sumber energi seperti matahari dan angin, yang membuat PLTA dapat beroperasi secara berkelanjutan. Biaya operasional rendah karena tidak menggunakan bahan bakar, serta dapat dimanfaatkan pada sektor lain seperti pariwisata, irigasi, dan pencegahan banjir.
Kelima, Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), merupakan proses pemanfaatan energi panas dari pembakaran gas alam. Energi panas ini digunakan dalam menjalankan turbin yang terkoneksi dengan generator listrik. PLTG lebih efisien dalam mengubah energi panas menjadi energi listrik dibandingkan PLTU (batu bara). Selain itu, PLTG juga merespon cepat produksi listrik sesuai permintaan. Selanjutnya, pembakaran gas alam menghasilkan emisi gas rumah kaca yang jauh lebih rendah dibandingkan PLTU.
Terakhir, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), berasal dari perubahan energi kinetik angin menjadi energi listrik, angin yang berhembus memutar baling-baling turbin angin kemudian diubah menjadi energi mekanik yang menggerakkan generator listrik. Angin juga merupakan salah satu sumber listrik yang energinya tidak terbatas dan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. PLTB dapat dibangun di tempat terpencil, tidak memerlukan air pendingin serta meningkatkan kemandirian energi.
Dengan demikian, Kawan Laminar telah mengetahui berbagai jenis pembangkit listrik yang digunakan di dunia, dengan fokus pada keunggulan masing-masing. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), panas bumi (PLTP), air (PLTA), gas (PLTG), dan angin (PLTB) merupakan sumber energi terbarukan yang semakin populer karena ramah lingkungan dan berkelanjutan. Di sisi lain, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan bahan bakar fosil masih menjadi pilihan utama karena teknologi yang matang dan kapasitas produksi yang besar, namun pemerintah terus berupaya agar penggunaan emisi semakin berkurang dan beralih menggunakan pembangkit listrik dengan energi terbarukan demi kesehatan lingkungan yang berkelanjutan.