Data geografis adalah satu dari banyaknya informasi penting bagi para ahli konstruksi. Sebelum menjalankan proyek, data tersebut dibutuhkan untuk memastikan wilayah lokasinya memiliki potensi yang mendukung keberlangsungan proyek itu sendiri. Secara praktis, Engineer memerlukan beberapa alat dan teknik yang digunakan untuk mengumpukan, menganalisis, dan visualisasi data geografis. Pada era internet belum populer, para ahli dan Engineer menggunakan metode dan alat yang dioperasikan secara manual. Mulai dari peta kertas dan kartografi manual, sistem informasi kartografi analog, survei lapangan secara langsung, fotografi udara, overlay transparan, basis data analog, dan produksi peta menggunakan cetak offset.
Digitalisasi saat ini membuat segala lini industri dituntut untuk berkembang dan memberikan inovasi dalam suatu pekerjaan. Geographic Information System (GIS) merupakan satu dari banyak teknologi yang dikembangkan dengan tujuan memudahkan pekerjaan dalam pelaksanaan suatu proyek. GIS adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola, dan menampilkan informasi geografis suatu wilayah. GIS pertama kali dipopulerkan pada tahun 1967 oleh Bapak GIS asal Inggris, Roger Tomlinson. Diperkenalkan di Ottawa yang merupakan Ibu kota Kanada dengan tujuan utama yaitu mempelajari kondisi lahan, menghitung luas lahan, dan melakukan pemetaan geografis.
Yang menjadi pertanyaan mendasar adalah, apa pentingnya memahami GIS? Dan mengapa harus GIS? Para ahli sepakat bahwa setidaknya ada tiga alasan fundamental terkait penggunaan GIS sebagai salah satu alat ukur geografis yakni pengelolaan data yang jelas dan akurat, analisis datanya lebih efisien, dalam artian banyak tahapan yang terselesaikan dalam satu kegiatan, serta menyederhanakan tampilan data yang rumit menjadi lebih sederhana.
Output yang dihasilkan GIS adalah Data Atribut, yaitu data yang ada pada lokasi yang menjelaskan suatu informasi. Contohnya adalah hutan, ladang, sawah, dan kota. Selanjutnya Data Spasial, yaitu data yang menunjukkan ruang, lokasi, atau tempat di permukaan bumi. Data spasial disajikan dalam dua bentuk atau model, yaitu raster/ grid, dan vektor/titik. Untuk mendapatkan kedua jenis data tersebut, diperlukan tahapan-tahapan:
- Input, yaitu penginputan data awal (database) seperti penelitian lapangan, kantor pemerintah, peta, dan data citra pengindraan jauh (remote sensing imagery data).
- Proses, berfungsi menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis data yang tersimpan di dalam komputer. Adapun jenis analisisnya yaitu analisis lebar, analisis penjumlahan aritmatika, dan analisis garis bidang.
- Output berupa peta cetakan (hard copy), rekaman soft copy, dan tayangan (display).